A lonely road crossed another cold state line
Miles away from those I love, purpose hard to find
While I recall all the words you spoke to me
Can't help but wish that I was there, back where I'd love to be, oh yeah
Dear God, the only thing I ask of You
Is to hold her when I'm not around, when I'm much too far away
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her and now I wish I'd stayed
?Cause I'm lonely and I'm tired, I'm missing you again, oh no, once again
There's nothing here for me on this barren road
There's no one here while the city sleeps and all the shops are closed
Can't help but think of the times I've had with you
Pictures and some memories will have to help me through, oh yeah
[ From : http://www.elyrics.net/read/a/avenged-sevenfold-lyrics/dear-god-lyrics.html ]
Dear God, the only thing I ask of You
Is to hold her when I'm not around, when I'm much too far away
We all need that person who can be true to you
I left her when I found her and now I wish I'd stayed
?Cause I'm lonely and I'm tired, I'm missing you again, oh no, once again
Well, some search never finding a way
Before long they waste away
I found you, something told me to stay
I gave in to selfish ways
And how I miss someone to hold when hope begins to fade
A lonely road crossed another cold state line
Miles away from those I love, purpose hard to find
Dear God, the only thing I ask of You
Is to hold her when I'm not around, when I'm much too far away
We all need the person who can be true to you
I left her when I found her and now I wish I'd stayed
?Cause I'm lonely and I'm tired, I'm missing you again, oh no, once again
Minggu, 10 Juli 2011
Minggu, 20 Maret 2011
Islamic Motivation: Sorang istri yang dimarahi suaminya itu terlaknat
Islamic Motivation: Sorang istri yang dimarahi suaminya itu terlaknat: "Seorang wanita mengadu kepada ayahnya sambil menangis, 'Wahai ayahku, semalam aku sempat bersitegang dengan suamiku. Ia marah karena merasa ..."
Islamic Motivation: Kesabaran Fatimah az-Zahra binti Rosulullah
Islamic Motivation: Kesabaran Fatimah az-Zahra binti Rosulullah: "Fatimah az-Zahra binti Rosulullah pernah mengalami kelaparan selama beberapa hari. Saat itu, suaminya Ali ra melihat wajahnya pucat pasi. Ma..."
Islamic Motivation: Kebahagiaan hanya ada di surga
Islamic Motivation: Kebahagiaan hanya ada di surga: "Adalah salah besar, bila engkau berpikir bahwa hidup ini harus memberimu kebaikan seratus persen. Itu hanya akan terwujud di surga nanti. Di..."
Sabtu, 12 Maret 2011
Senin, 07 Maret 2011
Meneladani Nabi Muhammad SAW oleh "KATA-KATA HIKMAH" pada 25 Februari 2011 jam 8:42
2

Sahabatku...
Kita punya cara untuk mengenang orang paling mulia di dunia, Nabi Muhammad saw.
Catatan ringkas ini semoga menjadi renungan buat kita.
Berteladan kepada Nabi saw. Dia sejatinya uswah, pasti tidak akan membuat kita kecewa !
1) Kalau ada pakaian yang koyak, Nabi saw menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
2) Setiap kali pulang ke rumah, bila belum tersaji makanan karena masih dimasak, sambil tersenyum beliau menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Aisyah menceritakan bahwa kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.
3) Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudahnya.
4) Pernah beliau pulang menjelang pagi hari. Tentulah beliau teramat lapar waktu itu. Namun dilihatnya tiada apa pun yang tersedia untuk sarapan. Bahkan bahan mentah pun tidak ada karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?’ Aisyah menjawab dengan agak serba salah, ‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata, ‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah beliau.
5) Sebaliknya Nabi saw sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur, ‘Mengapa engkau memukul isterimu?’ Lantas lelaki itu menjawab dengan gementar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap membangkang juga, jadi aku pukul dia.” Jelas lelaki itu.
“Aku tidak bertanya alasanmu,” sahut Nabi saw.
“Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”
6) Kemudian Nabi saw bersabda,”Sebaik-baik suami adalah yang paling baik, kasih dan lemah-lembut terhadap isterinya.’ Prihatin, sabar dan tawadlu’nya beliau dalam posisinya sebagai kepala keluarga langsung tidak sedikitpun merubah kedudukannya sebagai pemimpin umat.
7) Pada suatu ketika Nabi saw menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra tidak tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat.
‘Ya Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.”
“Ya Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau.
“Ya Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’
Lalu Nabi saw menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
8) Nabi saw pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang dipenuhi kudis, miskin dan kotor.
9) Beliaupun hanya diam dan bersabar ketika kain sorbannya ditarik dengan kasar oleh seorang Arab Baduwi hingga berbekas merah di lehernya. Begitupun dengan penuh rasa kehambaan beliau membersihkan tempat yang dikencingi seorang arab Badawi di dalam masjid sebelum beliau tegur dengan lembut perbuatan itu.
10) Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa penghambaan yang sudah menghunjam dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ingin diistimewakan (dipertuan).
11) Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan keramaian (publik) maupun saat seorang diri.
12) Pintu Syurga terbuka seluas-luasnya untuk Nabi, namun beliau masih tetap berdiri di sepinya malam, terus-menerus beribadah hingga pernah beliau terjatuh lantaran kakinya bengkak-bengkak.
13) Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh ‘Aisyah, ‘Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lembut, ‘Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.’
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab:21)
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran :31)

Sahabatku...
Kita punya cara untuk mengenang orang paling mulia di dunia, Nabi Muhammad saw.
Catatan ringkas ini semoga menjadi renungan buat kita.
Berteladan kepada Nabi saw. Dia sejatinya uswah, pasti tidak akan membuat kita kecewa !
1) Kalau ada pakaian yang koyak, Nabi saw menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
2) Setiap kali pulang ke rumah, bila belum tersaji makanan karena masih dimasak, sambil tersenyum beliau menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Aisyah menceritakan bahwa kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.
3) Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudahnya.
4) Pernah beliau pulang menjelang pagi hari. Tentulah beliau teramat lapar waktu itu. Namun dilihatnya tiada apa pun yang tersedia untuk sarapan. Bahkan bahan mentah pun tidak ada karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?’ Aisyah menjawab dengan agak serba salah, ‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata, ‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah beliau.
5) Sebaliknya Nabi saw sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur, ‘Mengapa engkau memukul isterimu?’ Lantas lelaki itu menjawab dengan gementar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap membangkang juga, jadi aku pukul dia.” Jelas lelaki itu.
“Aku tidak bertanya alasanmu,” sahut Nabi saw.
“Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”
6) Kemudian Nabi saw bersabda,”Sebaik-baik suami adalah yang paling baik, kasih dan lemah-lembut terhadap isterinya.’ Prihatin, sabar dan tawadlu’nya beliau dalam posisinya sebagai kepala keluarga langsung tidak sedikitpun merubah kedudukannya sebagai pemimpin umat.
7) Pada suatu ketika Nabi saw menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra tidak tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat.
‘Ya Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.”
“Ya Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau.
“Ya Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’
Lalu Nabi saw menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
8) Nabi saw pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang dipenuhi kudis, miskin dan kotor.
9) Beliaupun hanya diam dan bersabar ketika kain sorbannya ditarik dengan kasar oleh seorang Arab Baduwi hingga berbekas merah di lehernya. Begitupun dengan penuh rasa kehambaan beliau membersihkan tempat yang dikencingi seorang arab Badawi di dalam masjid sebelum beliau tegur dengan lembut perbuatan itu.
10) Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa penghambaan yang sudah menghunjam dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ingin diistimewakan (dipertuan).
11) Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan keramaian (publik) maupun saat seorang diri.
12) Pintu Syurga terbuka seluas-luasnya untuk Nabi, namun beliau masih tetap berdiri di sepinya malam, terus-menerus beribadah hingga pernah beliau terjatuh lantaran kakinya bengkak-bengkak.
13) Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh ‘Aisyah, ‘Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lembut, ‘Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.’
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab:21)
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran :31)
Memahami Ibadah MAHDHAH dan GHAIRU MAHDHAH (Agar Tidak Mudah Membid'ahkan) oleh "KATA-KATA HIKMAH" pada 07 Maret 2011 jam 16:58
oleh "KATA-KATA HIKMAH" pada 07 Maret 2011 jam 16:58
PENDAHULUANJangan terburu-buru menilai orang !
Apalagi menilai amalan orang !
Menganggap orang lain bid'ah, sesat ?
Apakah kita sudah bisa jadi orang yang benar-benar ikhlas ?
Atau hanya karena iri (hasad) lantas memojokkan seseorang ?
Mencari-cari kesalahan dan menyalahkan orang lain?
Beribadah, hanya diri sendiri dan Allah yang tahu apakah ikhlas atau karena riya ?
Ibadah sendiri secara umum dapat dipahami sebagai wujud penghambaan diri seorang makhluk kepada Sang Khaliq. Penghambaan itu lebih didasari pada perasaan syukur atas semua nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah padanya serta untuk memperoleh keridhaanNya dengan menjalankan titah-Nya sebagai Rabbul ‘Alamin.
Namun demikian, ada pula yang menjalankan ibadah hanya sebatas usaha untuk menggugurkan kewajiban, tidak lebih dari itu. Misalnya, saat ini banyak umat islam yang tidak berjama'ah ke masjid kecuali shalat jum’at. Bahkan ada pula yang tidak sholat kecuali pada hari raya. Islamnya hanya ada di kartu identitas. Dan ada pula yang beribadah, mendekatkan diri kepada Allah hanya pada saat ibadah ritual saja, setelah itu dia jauh dari ridlo Allah.
II. PERMASALAHAN
1. Apa pengertian ibadah mahdhah dan ghairu mahdah?
2. Bagaimana hakikat ibadah itu?
3. Apa saja syarat-syarat diterimanya ibadah?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologis berasal dari bahasa arab yaitu عبد- يعبد -عبادة yang artinya melayani patuh, tunduk. Sedangkan menurut terminologis ialah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai allah azza wa jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin[1]. Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya[2];
1. Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetpkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :
Ø Wudhu,
Ø Tayammum
Ø Mandi hadats
Ø Shalat
Ø Shiyam ( Puasa )
Ø Haji
Ø Umrah
‘Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:
a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.
b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:
وماارسلنا من رسول الا ليطاع باذن الله … النسآء
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 64)
وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا…
Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).
c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.
Rumus Ibadah Mahdhah adalah = “KA + SS” (Karena Allah + Sesuai Syariat)
2. Ibadah Ghairu Mahdah
Ibadah ghairu mahdhah atau umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:
a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak diharamkan oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.
b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadahmahdhah disebut bid’ah dhalalah.
c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Rumus Ibadah Ghairu Mahdhah = “BB + KA” (Berbuat Baik + Karena Allah)
B. Hakikat Ibadah
Sebenarnya dalam ibadah itu terdapat hakikatnya, yaitu[3] :
خُضُوعُ الرُّوْحِ يَنْشَا ُعَنِ اسْتِشْعَارِالقلبِ بمحبة ِالمعبودِ وعظَمتهِ اعتقادا بان للعالم سلطا نا لايدْرِكُهُ العقلُ حقيقَتَهُ
“ ketundukan jiwa yang timbul dari karena hati (jiwa) merasakan cinta akan Tuhan yang ma’bud dan merasakan kebesaran-Nya, lantaran beri;tiqad bahwa bagi alam ini ada kekuasaan yang akal tak dapat mengetahui hakikatnya".
Adapun seorang arif juga mengatakan bahwa hakikat ibadah yaitu :
اصل العبادةِ ان ترضى لله مد براومختارا, وترضى عنه قاسما ومعطيا ومانعا وترضاه اِلهًا ومعبودا
“ pokok ibadah itu, ialah engkau meridhoi Allah selaku pengendali urusan; selaku orang yang memilih; engkau meridhai Allah selaku pembagi, pemberi penghalang (penahan), dan engkau meridhai Allah menjadi sembahan engkau dan pujaan (engkau sembah)
Didalam ibadah itu terdapat berbagai macam penghalang ibadah[4]. Penghalangnya yaitu :
1. Rezeki dan keinginan memilikinya
2. Bisikan-bisikan dan keinginan meraih tujuan
3. Qadha; dan pelbagai problematika
4. Kesusahan dan berbagai musibah
C. Syarat-Syarat Diterimanya Ibadah
Ibadah adalah perkara taufiqiyyah, yaitu tidak ada suatu ibadah yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah. Apa yang tidak di syari’atkan berarti bid’ah mardudah ( bid’ah yang ditolak ), hal ini berdasarkan sabda Nabi :
مَنْ عَمَِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ.
“ Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntutan dari Kami, maka amalan tersebut tertolak.”
Ibadah-ibadah itu bersangkut penerimaannya kepada dua faktor yang penting, yang menjadi syarat bagi diterimanya.
Syarat-syarat diterimanya suatu amal (ibadah) ada dua macam yaitu[5]:
1. Ikhlas
قل انى امرت ان اعبد الله مخلصا له الدين. وامرت لان اكون اول المسلمين (الزمر:11-12)
“Katakan olehmu, bahwasannya aku diperintahkan menyembah Allah (beribadah kepada-Nya) seraya mengikhlaskan ta’at kepada-Nya; yang diperintahkan aku supaya aku merupakan orang pertama yang menyerahkan diri kepada-Nya.”
2. Dilakukan secara sah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah
........فمن كان يرجوالقاءربه فليعمل عملاصالحاولايشرك بعبادةربه احدا (الكهف:110)
“Barang siapa mengharap supaya menjumpai Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh, dan janganlah ia mensyarikatkan seseorang dengan tuhannya dalam ibadahnya itu”
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajib-nya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.
Ulama’ ahli bijak berkata: inti dari sekian banyak ibadah itu ada 4, yaitu[6]:
الوفاء بالعهدود والمحافطة على الحدودوالصبر على المفقو والرضا بالموجود
1. Melakasanakan kewajiban-kewajiban Allah
2. Memelihara diri dari semua yang diharamkan Allah
3. Sabar terhadap rizki yang luput darinya
4. Rela dengan rizki yang diterimanya.
IV. KESIMPULAN
Ibadah merupakan suatu uasaha kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah dalam islam itu ada dua macam yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah. Seorang hamba yang ibadahnya ingin dikabulkan hendaklah haruis memenuhi 2 syarat yaitu ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
V. PENUTUP
Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yng telah ditentukan. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan para pembaca sekalian. Kami memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam penulisan dalam materi yang disuguhkan dalam makalah ini. Terakhir kami sampaikan selamat membaca.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
al Bantani, Imam Nawawi, Nashaihul Ibad. Toha Putra : Semarang.
al Ghazali, Abu Hamid, 2007. Minhaj al Abidin Ila al Jannah. Jogjakarta: Diva Press.
ash Shiddieqy, Hasbi, 1991. Kuliah Ibadah. Yogyakarta: Bulan Bintang.
Syukur, Prof. Amin MA, 2003. Pengantar Studi Islam. Semarang :CV. Bima Sakti
Alim, Drs. Muhammad, 2006. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Foot note:
[1] Prof. Amin Syukur MA, Pengantar Studi Islam, (Semarang :CV. Bima Sakti,2003), Hlm. 80.
[2] Drs. Muhammad Alim, Pendidikan agama islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006), Hlm. 144.
[3] Hasbi ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (yogyakarta: Bulan Bintang, 1991), Hlm. 8-9
[4] Abu Hamid Al Ghazali, Minhaj Al Abidin Ila Al Jannah, (Jogjakarta: Diva Press,2007), Hlm. 183
[5] Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Yogyakarta: Bulan Bintang, 1991), Hlm. 12-13
[6] Imam Nawawi Al Bantani, Nashaihul Ibad, (Toha Putra : Semarang,)
Rabu, 23 Februari 2011
Bagaikan Langit
Desir angin perlahan berbisik dibenakku
Mengingatkanku akan bidadari
Yang dulu menghiasi mimpiku.
Tetes demi tetes berjalan ditepi hitamku.
Menemani jiwa yg penuh luka
Waktu semakin memisahkanku denganya.
Detik demi detik silih berganti
tak satu gram pun kau berikan hatimu untukku
tak setetes air pun kau jatuhkan dari matamu untukku
kau tinggi diatas awan
melintang dengan penuh keelokan
tiada daya untuk menjangkaumu
menyentuhmu
merenggut hatimu
kuhanya mampu memandangmu
melihat keindahanmu
tanpa dapat memilikimu.
Mengingatkanku akan bidadari
Yang dulu menghiasi mimpiku.
Tetes demi tetes berjalan ditepi hitamku.
Menemani jiwa yg penuh luka
Waktu semakin memisahkanku denganya.
Detik demi detik silih berganti
tak satu gram pun kau berikan hatimu untukku
tak setetes air pun kau jatuhkan dari matamu untukku
kau tinggi diatas awan
melintang dengan penuh keelokan
tiada daya untuk menjangkaumu
menyentuhmu
merenggut hatimu
kuhanya mampu memandangmu
melihat keindahanmu
tanpa dapat memilikimu.
Jumat, 14 Januari 2011
dahsyatnya wudhu oleh Islamic Motivation
Rosulullah saw bersabda, "Apabila seorang hamba muslim atau mukmin wudhu, lalu ia membasuh mukanya, maka keluar dari wajahnya semua dosa yg terlihat oleh pandangan matanya bersama tetesan air, atau bersama tetesan air yg terakhir. Apabila ia membasuh kedua tangannya maka keluar dari kedua tangannya semua dosa yg dikerjakan oleh kedua tangannya bersama tetesan air, atau bersama tetesan air yg terakhir hingga keluar bersih dari dosa-dosanya. Dan apabila dia membasuh kedua kakinya maka keluarlah semua dosa yg dikerjakan oleh kedua kakinya bersama siraman air atau bersama tetesan terakhir hingga keluar bersih dari dosa-dosa" (HR muslim)

Hari pembalasan 2 oleh Islamic Motivation
Rosulullah saw bersabda, "Ketika itu, neraka jahannam meminta izin kepada Tuhannya Azza Wa Jallah untuk bersujud. ALLAH SWT berfirman kepadanya, "Ya bersujudlah". Maka dia bersujud yang lamanya masya ALLAH. ALLAH SWT berfirman kepadanya, "Bangunlah". Kemudian ia mengangkat kepalanya lalu berkata, "Segala puji bagi ALLAH Yang telah menjadikan aku untuk menyiksa orang yang mendurhakai-NYA dan tidak menjadikan satu makhluk pun untuk menyiksaku". Kemudian jahanam itu mengeluarkan suara yang mengerikan, sehingga jika seorang malaikat, rasul, atau siapapun yang menyaksikannya pasti akan jatuh diatas lututnya. Kemudian jahanam itu mengeluarkan suara lagi untuk yang kedua kalinya, maka tidak ada satu tetes air mata seorang pun kecuali pasti akan mengalir. Kemudian jahanam mengeluarkan suaranya lagi untuk yang ketiga kalinya. Seandainya setiap orang memiliki amal seperti tujuh puluh orang nabi, dia pasti akan jatuh tersungkur dihadapannya. Kemudian ia mengeluarkan suara lagi yang keempat kalinya, maka tidak ada seorang kali pun kecuali akan terhenti perkataannya. Kecuali Jibril, Mikail, Dan Ibrahim as, mereka bergantung dibawah Arsy. Masing-masing diantara mereka berkata, "Nafsi, nafsi, nafsi. AKu tidak memohon kepada ENGKAU kecuali selamat darinya".
Kemudian neraka mengeluarkan bola api sebanyak bintang dilangit. Besar setiap bola api itu seperti sebesar mega yang tebal, yang muncul dibarat. Bola api itu jatuh diatas kepala manusia. Inilah bola api dimana ALLAH berjanji akan menjaga dan menyelamatkan darinya bagi orang-orang beriman yg setia melaksanakan nadzarnya dan takut terhadap siksa-NYA. ALLAH SWT akan menyelamatkan orang-orang yg memiliki iman, ahli tauhid, dan ahli sunnah dari kesusahan hari itu, menyirami mereka dengan Rahmat-NYA, memudahkan hisabnya, dan memasukkan mereka ke dalam surga dengan abadi. ALLAH SWT juga akan menambahkan ketakutan, penderitaan, dan siksaan, kepada orang-orang kafir, ahli syirik dan para penyembah berhala, serta memasukkan mereka ke dalam neraka selama-lamanya". (al-Ghunyah; Syaikh ABdul Qadir Jailani, 2010)
Kemudian neraka mengeluarkan bola api sebanyak bintang dilangit. Besar setiap bola api itu seperti sebesar mega yang tebal, yang muncul dibarat. Bola api itu jatuh diatas kepala manusia. Inilah bola api dimana ALLAH berjanji akan menjaga dan menyelamatkan darinya bagi orang-orang beriman yg setia melaksanakan nadzarnya dan takut terhadap siksa-NYA. ALLAH SWT akan menyelamatkan orang-orang yg memiliki iman, ahli tauhid, dan ahli sunnah dari kesusahan hari itu, menyirami mereka dengan Rahmat-NYA, memudahkan hisabnya, dan memasukkan mereka ke dalam surga dengan abadi. ALLAH SWT juga akan menambahkan ketakutan, penderitaan, dan siksaan, kepada orang-orang kafir, ahli syirik dan para penyembah berhala, serta memasukkan mereka ke dalam neraka selama-lamanya". (al-Ghunyah; Syaikh ABdul Qadir Jailani, 2010)
Sifat Nabi Muhammad saw oleh Islamic Motivation
Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit..."
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?"
Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak." (www.dudung.net)
Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
"Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?"
"Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar"
"Ya Rasulullah... mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit..."
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.
Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
"Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?"
Lalu baginda menjawab dengan lembut,
”Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?" "Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak." (www.dudung.net)
Manusia seperti apa yang paling disukai iblis
Diriwayatkan dari Nabi Isa as bahwa dia berkata kepada Iblis, "Manusia seperti apa yang paling engkau sukai?". Iblis menjawab, "Seorang mukmin yang bakhil (kikir)". Nabi Isa as bertanya lagi, "Lalu manusia seperti apa yang paling engkau benci?". Iblis menjawab, "Seorang fasik yang dermawan". Nabi Isa as berkata, "Mengapa demikian?". Iblis menjawab, "Sungguh aku berharap orang mukmin itu akan tergelincir dalam kedurhakaan dengan kebakhilannya (kekikirannya), dan aku takut kalau orang fasik tadi akan terhapus keburukannya karena kedermawanan yang ia miliki". (Syaikh Abdul Qadir Jailani)
Amalan saat hari kiamat
Malik bin dinar, seorang muslim yg meski beribadah tapi maksiat juga jalan. Ia mempunyai seorang anak gadis yg meninggal waktu berusia 2 tahun.
Suatu ketika ia mabuk dan tertidur kemudian bermimpi. Ia bermimpi hari kiamat telah tiba dan ia dibangkitkan dari kubur. Tiba2 ada seekor ular besar menyerbu kearahnya shg ia lari dg kencang, di tengah jalan ia bertemu dg syekh berpakaian putih. ia meminta tolong pd syekh tsb, tp syekh tsb mengaku lemah dan tidak mampu menolongnya. Ia terus lari menuju bukit dan akhirnya ia ditolong oleh seorang gadis kecil yg ternyata anaknya.
Ia bercerita kpd anaknya tentang ular dan syekh tsb. Anaknya menjelaskan ular besar tsb adalah jelmaan kemaksiatan yg selama ini dilakukan ayahnya, dan ular tsb yg akan menggiringnya masuk neraka. Sedangkan syekh tsb adalah amalan saleh ayahnya yg sedikit shg tidak mampu menolong..
Malik pun terbangun, ia langsung memecahkan semua botol miras dan bertobat kpd Allah swt. akhirnya ia menjadi alim dan sufi ternama.
Suatu ketika ia mabuk dan tertidur kemudian bermimpi. Ia bermimpi hari kiamat telah tiba dan ia dibangkitkan dari kubur. Tiba2 ada seekor ular besar menyerbu kearahnya shg ia lari dg kencang, di tengah jalan ia bertemu dg syekh berpakaian putih. ia meminta tolong pd syekh tsb, tp syekh tsb mengaku lemah dan tidak mampu menolongnya. Ia terus lari menuju bukit dan akhirnya ia ditolong oleh seorang gadis kecil yg ternyata anaknya.
Ia bercerita kpd anaknya tentang ular dan syekh tsb. Anaknya menjelaskan ular besar tsb adalah jelmaan kemaksiatan yg selama ini dilakukan ayahnya, dan ular tsb yg akan menggiringnya masuk neraka. Sedangkan syekh tsb adalah amalan saleh ayahnya yg sedikit shg tidak mampu menolong..
Malik pun terbangun, ia langsung memecahkan semua botol miras dan bertobat kpd Allah swt. akhirnya ia menjadi alim dan sufi ternama.
Relakan dunia untuk orang kafir
Umar bin Khattab menceritakan bahwa ketita ia masuk ke rumah Nabi Muhammad saw, Beliau sedang tidur berbaring diatas tikar, ketika beliau bangun, terlihat garis-garis merah ditubuhnya, bekas tikar tersebut. Tatkala aku melihat almarinya, tidak kudapatkan sesuatu kecuali dua genggam dari gandum dan buah qarz, dua atau satu kulit yang telah disamak. Emosiku tersentuh dan seketika itu aku menangis. Nabi saw bertanya, “Umar?”. Aku menjawabnya, bagaimana aku tidak menangis karena melihat keadaanmu yang sederhana ini, sedangkan engkau adalah sebaik-baik manusia dan bahkan sebagai kekasih ALLAH SWT. Sedangkan kaisar (raja romawi) dan kisra (raja persia) dalam kemewahan. Nabi saw bersabda, “Hai Umar, tidak relakah engkau bagi kita negeri akhirat dan bagi mereka (orang kafir) negeri dunia?”. “Betul, hai Rosulullah saw”. Nabi menambahkan, “Bertahmidlah kepada ALLAH Azza wa Jalla”. (Zuhud di abad modern, 2000)
Bagai berjalan di atas air, pasti ikut basah
Nabi saw bersabda, “Perumpamaan pemilik dunia bagaikan orang yang berjalan diatas air, maka bisakah orang yang berjalan diatas air itu kakinya tidak terbasahi?” (HR Ibn Abi al-Dunya dan Al-Baihaqi)
Al-Gazali menandaskan bahwa hanya orang bodohlah yang mengira bahwa apabila fisiknya bergelimang dengan dunia, batinnya dapat tersucikan dan tidak terikat dengannya. Hal ini merupakan rekaan setan. Barangsiapa yang bergelimang dengannya maka pasti akan terkena negatifnya, bagaikan orang yang berjalan di atas air, kakinya pasti basah. Demikian juga orang yang bergelimang dengan dunia maka hatinya menjadi gelap. Mencintai dunia menyebabkan hati tidak merasakan manisnya ibadah. Barangsiapa yang mencintai dunia akan jauh daripada-NYA, dan sebaliknya orang yang mencintai ALLAH akan membenci dunia. (Zuhud di abad modern, 2000)
Al-Gazali menandaskan bahwa hanya orang bodohlah yang mengira bahwa apabila fisiknya bergelimang dengan dunia, batinnya dapat tersucikan dan tidak terikat dengannya. Hal ini merupakan rekaan setan. Barangsiapa yang bergelimang dengannya maka pasti akan terkena negatifnya, bagaikan orang yang berjalan di atas air, kakinya pasti basah. Demikian juga orang yang bergelimang dengan dunia maka hatinya menjadi gelap. Mencintai dunia menyebabkan hati tidak merasakan manisnya ibadah. Barangsiapa yang mencintai dunia akan jauh daripada-NYA, dan sebaliknya orang yang mencintai ALLAH akan membenci dunia. (Zuhud di abad modern, 2000)
Langganan:
Postingan (Atom)